Ketoprak adalah salah satu seni pertunjukan tradisional dari Jawa, Indonesia, yang menggabungkan unsur teater, musik, tari, dan komedi. Pertunjukan ketoprak biasanya berlangsung di panggung terbuka dan melibatkan kisah-kisah yang diambil dari cerita-cerita epik atau sejarah, seperti Ramayana atau Mahabharata, yang kemudian disesuaikan dengan konteks lokal.
Sejarah ketoprak dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19 di Jawa, di mana seni pertunjukan ini mulai berkembang dan populer di kalangan masyarakat Jawa. Asal-usul kata “ketoprak” sendiri konon berasal dari nama makanan tradisional gunung388 Jawa yang terdiri dari tahu, bihun, dan sayur, yang kemudian dijadikan sebagai nama bagi seni pertunjukan ini.
Pertunjukan ketoprak umumnya melibatkan sekelompok seniman yang memainkan berbagai peran, mulai dari pemeran utama hingga musisi yang mengiringi pertunjukan dengan alat musik tradisional seperti gamelan. Para seniman dalam pertunjukan ketoprak juga sering kali menyelipkan komedi atau sindiran sosial dalam dialog mereka, sehingga memberikan hiburan sekaligus pesan moral kepada penonton.
Hingga kini, ketoprak tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya Jawa dan terus dipertahankan dan dipertunjukkan oleh kelompok seni tradisional di berbagai daerah di Indonesia. Pertunjukan ketoprak tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga sebagai wadah untuk menjaga dan merayakan warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.